Pendidikan
Masa Kini
Pendahuluan
Pengertian
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.
Pendidikan
masa kini identik dengan teknologi dan inovasi yang beragam, mulai dari
penggunaan buku hingga penggunaan notebook sebagai media tulis untuk
pembelajaran, inovasi juga digunakan untuk mengefisiensi waktu dan juga agar
seorang pelajar dapat menyerap ilmu yang di ajarkan oleh tenaga pengajar.
Pembelajaran masa kini juga berbeda jauh dengan pembelajaran pada zaman dahulu,
pembelajaran masa lalu identik dengan ketegasan karna mereka berpikir bahwa
jika mengajar dengan tegas maka para siswa akan menerima pelajaran dengan
sempurna, sedangkan pada masa masa kini pendidikan di lakukan dengan cara yang
lebih santai karna pada masa kini orang-orang berpikir bahwa jika dengan cara
yang santai atau dengan cara keakraban maka para siswa akan menerima pelajaran
dengan baik.
Pendidikan
di Indonesia dipandang masih rendah jika di bandingkan dengan pendidikan
negara-negara lain, hal tersebut di buktikan dengan kesadaran para penduduk
Indonesia yang lebih mementingkan untuk bekerja secara dini dibandingkan dengan
menuntut ilmu untuk masa yang mendatang. Mereka berpikir jika belajar hanya
membuang-buang waktu saja, lebih baik bekerja dan mendapatkan uang dari pada
belajar membuang-buang waktu dan menghabiskan biaya. Disamping dengan cara
berpikir mereka yang seperti itu, kemiskinan juga menjadi faktor dimana
seseorang lebih mementingkan untuk mencari uang agar mereka dapat menyambung
hidup dibandingkan belajar yang mereka pikir hanya membuang-buang waktu saja.
Pendidikan
masa kini juga berbeda dengan pendidikan masa lalu, pendidikan masa lalu hanya
didapat untuk para keluarga bangsawan saja sedangkan pendidikan masa kini bisa
di dapat untuk semua keluarga mulai dari menengah hingga bawah. Ketika
pendidikan masa kini bebas didapatkan oleh setiap masyarakat malah di wajibkan
oleh pemerintah Indonesia, malah masyarakat menengah ke bawah yang menolaknya
berbeda dengan masyarakat masa lalu yang ingin sekali atau mendambakan untuk
bisa mendapatkan ilmu atau bisa bersekolah.
Pendidikan
di Indonesia masa kini juga di cemari dengan tindakan-tindakan yang kurang
pantas dari para tenaga pengajar maupun para instansi-instansi yang terkait,
dari mulai pencabulan hingga korupsi dana yang akan di tujukan untuk para
pelajar Indonesia. Mereka melakukan hal tersebut dengan berdasarkan ketidak
aktifan pengawasan yang harus diperketat agar hal-hal yang tidak diinginkan
tidak akan terjadi kembali. Hal tersebut juga imbas dari pendidikan masa lalu
yang kurang memperhatikan akhlak sehingga mereka hanya mendapat ilmu untuk
kegiatan sehari-hari tanpa memperhatikan dengan nilai-nilai norma dan agama.
Maka dari itu pendidikan masa kini atau kurikulum 2013 di rancang dengan
mementingkan akhlak dari pada nilai kognitif dari para siswanya, nilai kognitif
dikurikulum 2013 juga tidak di pandang dengan sebelah mata sehingga membentuk
para pelajar yang cerdas dan berakhlak mulia.
Betapapun terdapat
banyak kritik yang dilancarkan oleh berbagai kalangan terhadap pendidikan, atau
tepatnya terhadap praktek pendidikan, namun hampir semua pihak sepakat bahwa nasib
suatu komunitas atau suatu bangsa di masa depan sangat bergantung pada
kontribusinya pendidikan. Shane (1984: 39), misalnya sangat yakin bahwa
pendidikanlah yang dapat memberikan kontribusi pada kebudayaan di hari esok.
Pendapat yang sama juga bisa kita baca dalam penjelasan Umum Undang-Undang
Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional (UU
No. 20/2003), yang antara lain menyatakan: “Manusia membutuhkan pendidikan
dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan
potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan
diakui oleh masyarakat”.
Dengan demikian,
sebagai institusi, pendidikan pada prinsipnya memikul amanah “etika masa
depan”. Etika masa depan timbul dan dibentuk oleh kesadaran bahwa setiap anak
manusia akan menjalani sisa hidupnya di masa depan bersama-sama dengan makhluk
hidup lainnya yang ada di bumi. Hal ini berarti bahwa, di satu pihak, etika
masa depan menuntut manusia untuk tidak mengelakkan tanggung jawab atas
konsekuensi dari setiap perbautan yang dilakukannya sekarang ini. Sementara itu
pihak lain, manusia dituntut untuk mampu mengantisipasi, merumuskan
nilai-nilai, dan menetapkan prioritas-prioritas dalam suasana yang tidak pasti
agar generasi-generasi mendatang tidak menjadi mangsa dari proses yang semakin
tidak terkendali di zaman mereka dikemudian hari (Joesoef, 2001: 198-199).
Dalam konteks etika
masa depan tersebut, karenanya visi pendidikan seharusnya lahir dari kesadaran
bahwa kita sebaiknya jangan menanti apapun dari masa depan, karena sesungguhnya
masa depan itulah mengaharap-harapkan dari kita, kita sendirilah yang
seharusnya menyiapkannya (Joesoef, 2001: 198). Visi ini tentu saja mensyaratkan
bahwa, sebagai institusi, pendidikan harus solid. Idealnya, pendidikan yang
solid adalah pendidikan yang steril dari berbagai permasalahan. Namun hal ini
adalah suatu kemustahilan. Suka atau tidak suka, permasalahan akan selalu ada
dimanapun dan kapanpun, termasuk dalam institusi pendidikan.
Oleh karena itu,
persoalannya bukanlah usaha menghindari permasalahah, tetapi justru perlunya
menghadapi permasalahan itu secara cerdas dengan mengidentifikasi dan memahami
substansinya untuk kemudian dicari solusinya.
Pendidikan yang
mengalami berbagai perkembangan serta pembaruan yang dilakukan dengan tujuan
utamanya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Yah, tentu saja hal tersebut
tidak lagi slogan yang harus terpampang akan tetapi sudah seharusnya tertanam
dari dalam diri semua warga negara yang baik. Segala bentuk pendidikan yang
menjadikan semua warga negara yang etrtib taat terhadap aturan budi pekerti
luhur semakin digalakkan dan dikembangkan dengan berbagai perspektif. Misalnya
saja pada pendidikan kewarganegaraan yang pada saat ini mengalami baruran
teknologi yang sangat modern.
Tak hanya itu,
bauran teknologi yang dilakukan dalam dunia pendidikan tidak hanya berdampak
bagi perkembangan nilai pendidikan saja, akan tetapi sikap dan nilai antusiasme
dalam belajar juga lebih meningkat dari penerapan sebelumnya. Sungguh sangat
bermanfaat peran teknologi yang ada terhadap dunia pendidikan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ada pada bangsa ini. Warna-warni
teknologi yang bermunculan sangat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ada.
Akan tetapi
banyaknya teknologi yang ada kerap kali mengalami penyalahgunaan teknologi
terhadap penggunaan. Misalnya saja, teknologi internet yang dimanfaatkan oleh
anak didik yang berusia dini untuk menonton film biru atau film yang berbau
pornografi.
Dari sini juga
ditanyakan apa bauran teknologi yang ada pada pendidikan masa kini
telah mengalami kesalahan strategi ? tentu saja tidak sepenuhnya, mengingat
bahwa semua anak didik yang ada diseluruh Nusantara merupakan tanggung jawab
bersama bukan hanya dari pihak penyelenggara kebijakan pendidikan saja
Teknologi yang
merupakan serangakaian media yang berisikan ilmu pengetahuan yang membantu
peradapan manusia modern tentu saja harus digunakan sebaik mungkin agar manfaat
yang ada pada teknologi mampu tersalur dengan optimal.
Sehingga dari sini
juga dapat dikatakan bahwa pada pendidikan masa kini selain memperhatikan
teknologi sebagai media pembelajaran, pada saat memberikan pendidikan motivasi
dan prestasi belajar siswa harus lebih diperhatikan prosesnya, agar tidak
terjadi penyalahgunaan dari berbagai bidang.
Isi
1. Permasalahan Eksternal Pendidikan
Masa Kini
Permasalahan
eksternal pendidikan di Indonesia dewasa ini sesungguhnya sangat komplek. Hal
ini dikarenakan oleh kenyataan kompleksnya dimensi-dimensei eksternal
pendidikan itu sendiri. Dimensi-dimensi eksternal pendidikan meliputi dimensi
sosial, politik, ekonomi, budaya, dan bahkan juga dimensi global.
Dari
berbagai permasalahan pada dimensi eksternal pendidikan di Indonesia dewasa
ini, makalah ini hanya akan menyoroti dua permasalahan, yaitu permasalahan
globalisasi dan permasalahan perubahan sosial.
Permasalahan
globalisasi menjadi penting untuk disoroti, karena ia merupakan trend abad
ke-21 yang sangat kuat pengaruhnya pada segenap sector kehidupan, termasuk pada
sektor pendidikan. Sedangakan permasalah perubahan social adalah masalah
“klasik” bagi pendidikan, dalam arti ia selalu hadir sebagai permasalahan
eksternal pendidikan, dan karenya perlu dicermati. Kedua permasalahan tersebut
merupakan tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan, jika pendidikan
ingin berhasil mengemban misi (amanah) dan fungsinya berdasarkan paradigma
etika masa depan.
2. Permasalahan perubahan sosial
Ada
sebuah adegium yang menyatakan bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi,
semuanya berubah; satu-satunya yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Itu
artinya, perubahan sosial merupakan peristiwa yang tidak bisa dielakkan,
meskipun ada perubahan sosial yang berjalan lambat dan ada pula yang berjalan
cepat.
Bahkan
salah satu fungsi pendidikan, sebagaimana dikemukakan di atas, adalah melakukan
inovasi-inovasi sosial, yang maksudnya tidak lain adalah mendorong perubahan
sosial. Fungsi pendidikan sebagai agen perubahan sosial tersebut, dewasa ini
ternyata justru melahirkan paradoks.
Kenyataan
menunjukkan bahwa, sebagai konsekuansi dari perkembangan ilmu perkembangan dan
teknologi yang demikian pesat dewasa ini, perubahan sosial berjalan jauh lebih
cepat dibandingkan upaya pembaruan dan laju perubahan pendidikan. Sebagai
akibatnya, fungsi pendidikan sebagai konservasi budaya menjadi lebih menonjol,
tetapi tidak mampu mengantisipasi perubahan sosial secara akurat (Karim, 1991:
28). Dalam kaitan dengan paradoks dalam hubungan timbal balik antar pendidikan
dan perubahan sosial seperti dikemukakan di atas, patut kiranya dicatat
peringatan Sudjatmoko (1991:30) yang menyatakan bahwa Negara-negara yang tidak
mampu mengikuti revolusi industri mutakhir akan ketinggalan dan
berangsur-angsur kehilangan kemampuan untuk mempertahankan kedudukannya sebagai
Negara merdeka. Dengan kata lain, ketidakmampuan mengelola dan mengikuti
dinamika perubahan sosial sama artinya dengan menyiapkan keterbelakangan.
Permasalahan perubahan sosial, dengan demikian harus menjadi agenda penting
dalam pemikiran dan praksis pendidikan nasional.
3. Permasalahan Internal Pendidikan
Masa Kini
Seperti
halnya permasalahan eksternal, permasalahan internal pendidikan di Indonesia
masa kini adalah sangat kompleks. Daoed Joefoef (2001: 210-225) misalnya,
mencatat permasalahan internal pendidikan meliputi permasalahan-permasalahan
yang berhubungan dengan strategi pembelajaran, peran guru, dan kurikulum.
Selain ketiga permasalahan tersebut sebenarnya masih ada jumlah permasalahan
lain, seperti permasalahan yang berhubungan dengan sistem kelembagaan, sarana
dan prasarana, manajemen, anggaran operasional, dan peserta didik. Dari
berbagai permasalahan internal pendidikan dimaksud, makalah ini hanya akan
membahas tiga permasalahan internal yang di pandang cukup menonjol, yaitu
permasalahan sistem kelembagaan, profesionalisme guru, dan strategi
pembelajaran.
4. Permasalahan sistem kelembagaan
pendidikan
Permasalahan
sistem kelembagaan pendidikan yang dimaksud dengan uraian ini ialah mengenai
adanya dualisme atau bahkan dikotomi antar pendidikan umum dan pendidikan
agama. Dualisme atau dikotomi antara pendidikan umum dan pendidikan agama ini
agaknya merupakan warisan dari pemikiran Islam klasik yang memilah antara ilmu
umum dan ilmu agama atau ilmu ghairuh syariah dan ilmu syariah, seperti yang
terlihat dalam konsepsi al-Ghazali (Otman, 1981: 182).
Dualisme
dikotomi sistem kelembagaan pendidikan yang berlaku di negeri ini kita anggap
sebagai permasalahan serius, bukan saja karena hal itu belum bisa ditemukan
solusinya hingga sekarang, melainkan juga karena ia, menurut Ahmad Syafii
Maarif (1987:3) hanya mampu melahirkan sosok manusia yang “pincang”. Jenis
pendidikan yang pertama melahirkan sosok manusia yang berpandangan sekuler,
yang melihat agama hanya sebagai urusan pribadi.
Sedangkan
sistem pendidikan yang kedua melahirkan sosok manusia yang taat, tetapi miskim
wawasan. Dengan kata lain, adanya dualisme dikotomi sistem kelembagaan
pendidikan tersebut merupakan kendala untuk dapat melahirkan sosok manusia
Indonesia “seutuhnya”. Oleh karena itu, Ahmad Syafii Maarif (1996: 10-12)
menyarankan perlunya modal pendidikan yang integrative, suatu gagasan yang
berada di luar ruang lingkup pembahasan makalah ini.
5. Permasalahan Profesionalisme Guru
Salah
satu komponen penting dalam kegiatan pendidikan dan proses pembelajaran adalah
pendidik atau guru. Betapapun kemajuan taknologi telah menyediakan berbagai
ragam alat bantu untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran, namun
posisi guru tidak sepenuhnya dapat tergantikan. Itu artinya guru merupakan
variable penting bagi keberhasilan pendidikan.
Menurut
Suyanto (2006: 1), “guru memiliki peluang yang amat besar untuk mengubah
kondisi seorang anak dari gelap gulita aksara menjadi seorang yang pintar dan
lancar baca tulis alfabetikal maupun fungsional yang kemudian akhirnya ia bisa
menjadi tokoh kebanggaan komunitas dan bangsanya”. Tetapi segera ditambahkan:
“guru yang demikian tentu bukan guru sembarang guru. Ia pasti memiliki
profesionalisme yang tinggi, sehingga bisa “digugu lan ditiru”.
Lebih
jauh Suyanto (2006: 28) menjelaskan bahwa guru yang profesional harus memiliki
kualifikasi dan ciri-ciri tertentu. Kualifikasi dan ciri-ciri dimaksud adalah:
(a) harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat, (b) harus berdasarkan atas
kompetensi individual, (c) memiliki sistem seleksi dan sertifikasi, (d) ada
kerja sama dan kompetisi yang sehat antar sejawat, (e) adanya kesadaran
profesional yang tinggi, (f) meliki prinsip-prinsip etik (kide etik), (g)
memiliki sistem seleksi profesi, (h) adanya militansi individual, dan (i)
memiliki organisasi profesi.
Dari
ciri-ciri atau karakteristik profesionalisme yang dikemukakan di atas jelaslah
bahwa guru tidak bisa datang dari mana saja tanpa melalui sistem pendidikan
profesi dan seleksi yang baik. Itu artinya pekerjaan guru tidak bisa dijadikan
sekedar sebagai usaha sambilan, atau pekerjaan sebagai moon-lighter.
Namun kenyataan dilapangan menunjukkan adanya guru terlebih terlebih guru
honorer, yang tidak berasal dari pendidikan guru, dan mereka memasuki pekerjaan
sebagai guru tanpa melalui system seleksi profesi. Singkatnya di dunia
pendidikan nasional ada banyak, untuk tidak mengatakan sangat banyak, guru yang
tidak profesioanal. Inilah salah satu permasalahan internal yang harus menjadi
“pekerjaan rumah” bagi pendidikan nasional masa kini.
6. Permasalahan Strategi
Pembelajaran
Menurut
Suyanto (2006: 15-16) era globalisasi dewasa ini mempunyai pengaruh yang sangat
signifikan terhadap pola pembelajaran yang mampu memberdayakan para peserta
didik. Tuntutan global telah mengubah paradigma pembelajaran dari paradigma
pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran baru. Suyanto menggambarkan
paradigma pembelajaran sebagai berpusat pada guru, menggunakan media tunggal,
berlangsung secara terisolasi, interaksi guru-murid berupa pemberian informasi
dan pengajaran berbasis factual atau pengetahuan.
Paulo Freire (2002: 51-52) menyebut strategi pembelajaran tradisional ini sebagai strategi pelajaran dalam “gaya bank” (banking concept). Di pihak lain strategi pembelajaran baru digambarkan oleh Suyanto sebagai berikut: berpusat pada murid, menggunakan banyak media, berlangsung dalam bentuk kerja sama atau secara kolaboratif, interaksi guru-murid berupa pertukaran informasi dan menekankan pada pemikiran kritis serta pembuatan keputusan yang didukung dengan informasi yang kaya. Model pembelajaran baru ini disebut oleh Paulo Freire (2000: 61) sebagai strategi pembelajaran “hadap masalah” (problem posing).
Paulo Freire (2002: 51-52) menyebut strategi pembelajaran tradisional ini sebagai strategi pelajaran dalam “gaya bank” (banking concept). Di pihak lain strategi pembelajaran baru digambarkan oleh Suyanto sebagai berikut: berpusat pada murid, menggunakan banyak media, berlangsung dalam bentuk kerja sama atau secara kolaboratif, interaksi guru-murid berupa pertukaran informasi dan menekankan pada pemikiran kritis serta pembuatan keputusan yang didukung dengan informasi yang kaya. Model pembelajaran baru ini disebut oleh Paulo Freire (2000: 61) sebagai strategi pembelajaran “hadap masalah” (problem posing).
Meskipun
dalam aspirasinya, sebagaimana dikemukakan di atas, dewasa ini terdapat
tuntutan pergeseran paradigma pembelajaran dari model tradisional ke arah model
baru, namun kenyataannya menunjukkan praktek pembelajaran lebih banyak
menerapkan strategi pembelajaran tradisional dari pembelajaran baru (Idrus,
1997: 79). Hal ini agaknya berkaitan erat dengan rendahnya professionalisme
guru.
7.
Trend Pendidikan Masa Kini
Perkembangan
teknologi internet dan komputer mengalami kemajuan yang sangat pesat. Sehingga
usaha konvensional perlahan – lahan mulai mengalami pergeseran, karena dianggap
kurang efektif dibandingkan bisnis modern yang memanfaatkan teknologi internet
dan computer. Sebagai contoh, bisnis yang berbasis IT tidak terbatas oleh ruang
dan waktu sehingga tidak memerlukan tempat untuk memajang dan memasok barang,
serta tidak dibatasi oleh tempat dan jarak sehingga proses bisnis bisa terjadi
di antara dua daerah yang berbeda bahkan Negara berbeda dengan waktu proses
yang lebih cepat dari pada bisnis konvensional.
Melihat
berbagai macam kekuatan dari bisnis modern berbasis teknologi dan komputer,
tidak heran jika bisnis modern ini akan menjadi trend di masa depan dalam kurun
waktu yang sangat singkat mengingat perkembangan teknologi ini sendiri
sangatlah pesat. Dan hal ini akan menyentuh berbagai aspek kehidupan bahkan
termasuk pendidikan.
e-Learning
atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk
mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang
sedang berkembang.
Banyak
orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning, namun pada
prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika
sebagai alat bantunya.
e-Learning
memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di
Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat
menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan
singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’.
Jadi
e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat
elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video
atauperangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.
Kini,
proses belajar dan mengajar, masih banyak didominasi oleh peran guru dan buku
(The Era of Teacher and Book).
Masa
mendatang proses belajar dan mengajar akan didominasi oleh peran guru, buku dan
teknologi (The Era of Teacher, Book & Technology).
Dalam
era global seperti sekarang ini, setuju atau tidak, mau atau tidak mau, kita
harus berhubungan dengan teknologi khususnya teknologi informasi. Hal ini
disebabkan karena teknologi tersebut telah mempengaruhi kehidupan kita
sehari-hari. Oleh karena itu, kita sebaiknya tidak ‘gagap’ teknologi.
Banyak
hasil penelitian menunjukkan bahwa siapa yang terlambat menguasai informasi,
maka terlambat pulalah memperoleh kesempatan-kesempatan untuk
maju. Majalah Forbes pernah memuat pendapat Peter Drucker mengenai Webucation
sebagai Peluang Besar untuk Masa Depan.
Anda
yang telah mengetahui pentingnya dan manfaat dari perkembangan Teknologi,
Internet dan Pendidikan alangkah baiknya segera menekuni bidang Webucation
sebagai Peluang Bisnis Era Baru.
Saya
bersedia membagikan pengetahuan dan peluang waralaba sebagai
WebEducationPreneurs (Wirausahawan dibidang Edukasi Online) kepada Anda yang
berminat dan menghubungi saya.
Semoga
artikel ini bermanfaat untuk Anda sekaligus sebagai informasi peluang usaha
baru untuk Anda yang memiliki semangat wirausahawan serta keinginan untuk
mencerdaskan kehidupan anak-anak Indonesia.
8.
Mutu Dan Kualitas Pendidikan Di Indonesia Di Masa Kini
Pendidikan memiliki peranan yang penting di dalam
kehidupan manusia. Manusia tidak akan bisa beradaptasi dengan baik pada
perubahan. Pendidikan juga memiliki tugas didalam menyiapkan pembangunan yang
lebih baik. Pembangunan terus berjalan seiring dengan perkembangan zaman.
Perkembangan zaman yang terus memunculkan persoalan yang baru membuat
pendidikan menjadi hal yang perlu dan penting diperlukan. Karena hal itulah
maka kualitas pendidikan semakin maju. Begitu juga dengan pendidikan di
Indonesia. Meskipun belum bisa disejajarkan dengan negara di Asia
lainnya, namun pendidikan yang ada di Indonesia mengalami perubahan yang lebih
baik dari sebelumnya.
Tidak sedikit pula anak Indonesia berhasil meraih
juara di tingkat internasional di dalam bidang pendidikan. Pemerintah
mencanangkan program wajib belajar 12 tahun di mana sebelumnya mewajibkan
belajar 9 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia peduli terhadap
perkembangan pendidikan di Indonesia. Namun dengan kebijakan seperti itu pada
kenyataannya masih banyak warga Indonesia yang tamat SMP. Padahal saat ini
untuk bekerja saja dibutuhkan minimal tamatan SMA. Untuk mengatasi hal tersebut
pemerintah melakukan program dana BOS untuk tingkat SD dan SMP dan juga
pemerintah memberikan beasiswa bagi yang tidak mampu dan juga yang berprestasi.
Sehingga bagi yang tidak mampu tetap memiliki hak
untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dengan beasiswa dari pemerintah.
Dengan begitu pendidikan yang ada di Indonesia menjadi merata dan bisa
dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Tetapi masih juga banyak ditemui
sekolah-sekolah di daerah pelosok kurang perhatian dari pemerintah. Bangunan
sekolah yang tidak layak serta buku pelajarang yang kurang perlu lebih
diperhatikan oleh pemerintah. Itulah salah satu faktor penghambat meningkatnya pendidikan
di Indonesia, yaitu kurangnya perhatian pemerintah untuk daerah pelosok.
Description: Pendidikan di
Indonesia dari waktu ke waktu semakin meningkat. Namun masih ada beberapa
daerah yang kurang perhatian pemerintah yang menghambat meningkatnya pendidikan
di Indonesia.
9. Motivasi Belajar Siswa
Walaupun berbagai macam istilah yang
digunakan oleh para ahli dalam menyatakan hakekat motivasi tersebut, namun
secara umum motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang memunculkan,
mengarahkan,dan menjaga sebuah perilaku. Dalam definisi demikian, maka pada
dasarnya motivasi merupakan proses yang terjadi didalam diri individu
yang mengarahkan aktivitas individu mencapai tujuan yang perlu didorong dan
dijaga.
Sebagai sebuah proses, motivasi bukanlah sebuah produk, sehingga tidak
mudahdiamati secara langsung, tetapi dapat diketahui indikatornya dari perilaku
yang tampak, seperti pemilihan tugas-tugas, usaha, keteguhan dan ucapan-ucapan
secara verbal. “Saya yakin dapat menyelesaikan tugas-tugas ini ” misalnya.
Dalam motivasi mengandung tujuan-tujuan(goals) yang memberikan energi
penggerak untuk mengarahkan tindakan seseorang. Bagi aliran kognitif,
tujuan-tujuan merupakan elemen yang penting dalam memunculkan motivasi.
10. Prestasi Belajar Siswa
Saifuddin
Azwar (2009: 9) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bentuk penampilan
maksimal seseorang dalam menguasai bahan atau materi yang telah diajarkan. Ini
berarti berupa sebuah kemampuan yang dapat diraihdan dimiliki siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Kemampuan ini ditunjukkan dengan
penguasaan terhadap suatu materi pembelajaran yang dibuktikan melalui suatu
keberhasilan dalam menyelesaikan pelatihan.
Dari uraian di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah suatu usaha
maksimal yang dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran di kelas
yang diakhiri dengan tes, berupa kemampuan menguasai dan memahami materi
pembelajaran siswa, diwujudkan dalam bentuk angka atau huruf atau kalimat yang
menginformasikan sejauh mana penguasaan dan pemahaman materi pembelajaran.
11.
Tranformasi Pendidikan Masa Kini
DINAS Pendidikan
Aceh menjadi sorotan utama dari berbagai pihak dan media setelah ditemukan
adanya proyek pengadaan videotron (bilboard digital). Berbagai pihak pun
mengecamnya, baik dari elemen masyarakat maupun para praktisi pendidikan.
Mengutip pernyataan Prof Dr Samsul Rizal MEng, Rektor Universitas Syiah Kuala
(Unsyiah) yang dirilis Serambi Indonesia (Senin, 18 Juli 2016) mengatakan,
bahwa mutu guru jauh lebih penting dari program videotron. Mutu guru jadi
fondasi awal yang harus kita bangun ketimbang infrastruktur seperti videotron.
Peningkatan mutu pendidikan tidak
dapat dilakukan hanya dengan menayangkan siaran kepada khalayak ramai dalam
bentuk video yang ditampilkan di pusat kota. Upaya peningkatan pendidikan
haruslah dilakukan dengan cara yang nyata dan membekas. Hal ini dapat
diwujudkan, misalnya, dengan pengalokasian dana yang memadai untuk pendampingan
guru mata pelajaran secara kontinu. Cara ini dianggap lebih efektif untuk
meningkatkan mutu pendidikan Aceh, terutama mendongkrak pemerolehan nilai uji
kompetensi guru (UKG) yang sebelumnya diselenggarakan pada 2015, dan Provinsi
Aceh berada pada peringkat ke-32 dari 34 provinsi di Indonesia.
Usulan alternatif
Berangkat dari persoalan di atas, ada beberapa usulan yang kiranya dapat menjadi alternatif untuk menggantikan videotron: Pertama, perancangan situs simulasi UKG. Dinas Pendidikan Aceh dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi negeri yang menyelenggarakan program studi informatika untuk merancang situs simulasi UKG. Para ahli IT tersebut akan memberikan pendampingan kepada guru-guru mata pelajaran yang di-UKG-kan berkaitan dengan kiat mengoperasikan situs tersebut, karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bahrun, dkk (2015) sebagian besar guru merasa kesulitan dalam menjawab soal terkendala persoalan teknis.
Berangkat dari persoalan di atas, ada beberapa usulan yang kiranya dapat menjadi alternatif untuk menggantikan videotron: Pertama, perancangan situs simulasi UKG. Dinas Pendidikan Aceh dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi negeri yang menyelenggarakan program studi informatika untuk merancang situs simulasi UKG. Para ahli IT tersebut akan memberikan pendampingan kepada guru-guru mata pelajaran yang di-UKG-kan berkaitan dengan kiat mengoperasikan situs tersebut, karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bahrun, dkk (2015) sebagian besar guru merasa kesulitan dalam menjawab soal terkendala persoalan teknis.
Selain itu, soal yang terdapat dalam
situs tersebut dibuat oleh tim ahli (guru/dosen) yang divalidasi oleh praktisi
dan pakar pendidikan. Selanjutnya, selain dikerjakan secara online guru-guru
tiap mata pelajaran yang di-UKG-kan diberi pelatihan secara tatap muka untuk
membahas soal dan kiat menghemat waktu.
Kedua, meningkatkan minat baca dengan
program literasi. Jumlah dana yang dialokasikan untuk videotron sebayak 8,5 M
jika dialokasikan untuk pembelian buku seharga 40 ribu dapat disebarkan ke 23
provinsi sebanyak 6.439 buku. Pengadaan buku ini diperunttukan untuk
perpustakaan kelas yang mana setiap pagi menjelang pelajaran pertama,
siswa-siswa diwajibkan membaca buku yang terdapat pada perpustakaan sekolah.
Hal ini diyakini dapat meningkatkan minat baca siswa karena khususnya di Aceh,
tidak ada patokan standar kelulusan siswa di SMA minimal harus membaca
keseluruhan buku, katakanlah minimal 5 buku.
Ketiga, peningkatan publikasi ilmiah
para guru. Guru-guru yang ingin menaikkan pangkat/golongan dari golongan IV/a
ke golongan IV/b, salah satunya diharuskan membuat penelitian tindakan kelas
yang dipublikasikan ke jurnal ilmiah. Selama ini, guru-guru merasa kesulitan
untuk mempublikasikan hasil penelitian ke jurnal ilmiah karena tidak ada jurnal
resmi yang dikelola oleh Dinas Pendidikan, baik Dinas Pendidikan kabupaten/kota
maupun Dinas Pendidikan provinsi. Hal ini sungguh disayangkan, guru-guru di
Aceh terpaksa mengirimkan publikasi ilmiahnya ke jurnal di luar Aceh, serta
tidak tertutup kemungkinan dimuat pada jurnal bodong.
Keempat, penerbitan lembar kerja siswa
(LKS) tiap mata pelajaran. Guru-guru mata pelajaran menggunakan LKS yang
diproduksi oleh penerbit di luar provinsi Aceh yang nyatanya tidak memuat
kearifan lokal masyarakat setempat. Dinas pendidikan provinsi Aceh sudah
saatnya merancang LKS yang diterbitkan secara kontiniu oleh dinas pendidikan
itu sendiri serta didistribusikan ke setiap sekolah di provinsi Aceh. Apabila
hal ini dapat diwujudkan dipastikan akan menciptakan lowongan kerja baru
terutama bagi loper buku. Di samping itu, upaya pembuatan LKS ini juga dapat
diwujudkan dengan bekerja sama dengan perguruan tinggi di mana para guru besar
ataupun dosen-dosen yang berkompeten dapat memvalidasi setiap soal dan Dinas
Pendidikan diwajibkan mengusulkan menjadi penerbit mandiri ke Perspustakaan
Nasional Republik Indonesia.
Keempat usulan tersebut sudah saatnya
diwujudkan sebagai alternatif pengganti videotron. Pelaku pendidikan, baik
tenaga pendidikan maupun tenaga pendidik sudah jenuh dengan upaya pencitraan
yang dilakukan oleh pejabat. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ketua DPRA
Muharuddin bahwa “videotron itu menjadi media pencitraan dan kampanye
terselubung kepala daerah yang mencalonkan diri kembali.”
Banyak persoalan
Ada banyak persoalan mengenai pendidikan di Aceh, terutama mengenai mutu pendidikan itu sendiri. Upaya peningkatan mutu pendidikan, sebagaimana yang telah dikatakan tadi haruslah dilakukan dengan cara yang nyata serta kontinu. Ada baiknya ego golongan haruslah dikesampingkan dan sama-sama bahu-membahu membantu meningkatkan mutu pendidikan. Transformasi pendidikan saat ini jauh berbeda dibandingkan dengan pendidikan masa lalu. Kenyataan yang harus dihadapi oleh guru untuk mentransfer ilmu pengetahuan jauh lebih mudah dibandingkan pada masa lalu. Akan tetapi, pembentukan karakter bagi siswa juga dianggap lebih penting karena saat ini westernisasi budaya asing perlahan telah masuk dalam budaya inti masyarakat setempat.
Ada banyak persoalan mengenai pendidikan di Aceh, terutama mengenai mutu pendidikan itu sendiri. Upaya peningkatan mutu pendidikan, sebagaimana yang telah dikatakan tadi haruslah dilakukan dengan cara yang nyata serta kontinu. Ada baiknya ego golongan haruslah dikesampingkan dan sama-sama bahu-membahu membantu meningkatkan mutu pendidikan. Transformasi pendidikan saat ini jauh berbeda dibandingkan dengan pendidikan masa lalu. Kenyataan yang harus dihadapi oleh guru untuk mentransfer ilmu pengetahuan jauh lebih mudah dibandingkan pada masa lalu. Akan tetapi, pembentukan karakter bagi siswa juga dianggap lebih penting karena saat ini westernisasi budaya asing perlahan telah masuk dalam budaya inti masyarakat setempat.
Selain itu, kita patut memberikan
apresiasi setinggi-tingginya kepada setiap pihak yang ikut memberikan
pendapatnya terhadap pengadaan videotron tersebut. Oleh karena itu, Dinas
Pendidikan Aceh jangan berkecil hati. Ini membuktikan bahwa kinerja Dinas
Pendidikan didukung sepenuhnya oleh setiap kalangan. Hal ini salah satu syarat
terwujudnya harmonisasi pendidikan, sebagaimana tertuang dalam Qanun Aceh Nomor
11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 57 ayat (2) yang
mengamatkan masyarakat dapat berpartisipasi membantu penyediaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. Semoga perhatian kita semua
terhadap mutu pendidikan dapat membantu Dinas Pendidikan merancang program yang
tepat.
12. Pengaruh Teknologi pada Pendidikan Masa Kini
Pengaruh teknologi pada pendidiakan masa kini memang
sangat terlihat dewasa ini karena sistem pembelajaran di indonesia sendiri
sudah banyak yang mengaplikasikan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar.
sekarang hampir semua orang mengenal internet menurut survei indonesia ada
diperingkat ketiga didunia sebagai pengakses terbanyak didunia. meskipun sudah
banyak yang mengenal internet tapi tak sedikit juga yang buta internet. ini
bisa terjadi karena masih banyak orang yang belum mengerti pentingnya teknologi
dan biasanya dipengaruhi oleh rasa ingin tahu yamg kurang. oleh karena itu
disini saya menulis betapa berpengaruhnya teknologi bagi masyarakat khususnya
di bidang pendidiakan.
Teknologi dan pendidikan sendiri memang tidak bisa
dipisahkan begitu saja apalagi di era modern dan globalisasi seperti sekarang
dimana informasi dapat dicari dalam waktu singkat dari banyak sumber.
teknologi bukan hanya memiliki pengaruh positif saja pada dunia pendidikan
melainkan juga mempunyai pengaruh negatifnya. walaupun begitu tapi masih banyak
yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir pengaruh negatif tersebut terhadap
para murid.
Pengaruh positif tekonologi pada pendidikan diantaranya
sebagai berikut:
·
peningkatan pembelajaran - memasuki zaman modern saat ini
kita telah mengenal kamera, proyektor, aplikasi persentasi seperti powerpoint,
adanya kemajuan teknologi ini sangat membantu para guru untuk membuat kelas
lebih menarik dan interaktif sehinnga akan menghasilkan murid yang lebih baik.
·
tidak ada jarak - untuk saat ini kita mengenal
gadget,pc,handphone,laptop semua perangkat teknologi tersebut dapat membantu
para murid untuk mencari info kapan saja dan dimana saja.
·
Internet sebagai media komunikasi yang tidak
mempermasalahkan jarak dan waktu
·
Media pertukaran data, dengan menggunakan email,
newsgroup, ftp dan www.
(world wide web - jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh
dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan bisa mengetahui perkembangan di seluruh dunia secara tepat waktu.
(world wide web - jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh
dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan bisa mengetahui perkembangan di seluruh dunia secara tepat waktu.
·
Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan
internet yang pesat,
menjadikan sebuah halaman website berisikan informasi penting yang bisa dibagikan.
menjadikan sebuah halaman website berisikan informasi penting yang bisa dibagikan.
·
Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang
pendidikan, kebudayaan,
bahkan badan pemerintahan pun tidak bisa lepas dari pengaruh atau perkembangan teknologi ini.
bahkan badan pemerintahan pun tidak bisa lepas dari pengaruh atau perkembangan teknologi ini.
·
Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang
perdagangan sehingga tidak
perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.
perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.
Tidak hanya dampak
positif teknologi juga mempunyai dampak negatifnya:
·
malas - yap.. dengan adanya
teknologi pada era globalisasi ini membuat para murid merasa gampangan untuk
mengerjakan tugas tugas mereka dengan meng copy-paste karya tulis orang lain.
·
keterampilan menulis meurun
- ini adalah hal yang tidak dapat dipungkiri lagi karena adanya teknologi
banyak murid yang sering mengerjakan tugasnya dengan mengetik sementara untuk
menulis mereka hanya gunakan ketika ujian esay saja.
·
Pornografi, berbahaya untuk anak-anak dibawah umur.
·
perbedaan budaya yang tidak di saring menimbulkan
dampak yang buruk.
·
Penipuan, banyak situs yang melakukan penipuan yang
tidak disadari oleh user.
·
Carding, cara belanja dengan
menggunakan Kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam
dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan
dalam bidang ini tanpa sepengetahuan sang pemilik kartu.
menggunakan Kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam
dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan
dalam bidang ini tanpa sepengetahuan sang pemilik kartu.
·
Perjudian, dampak lainnya adalah meluasnya perjudian.
Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus
untuk memenuhi keinginannya untuk mendapatkan uang dengan cara itu, bahkan kini
perjudian online sedang marak di Indonesia.
begitulah pengaruh pengaruh
teknologi pada pendidikan masa kini saya sebagai penulis hanya ingin mengatakan
janganlah melarang anak untuk tau lebih jauh dengan teknologi tetapi jangan
lupa juga untuk mengawasi untuk menjauhi anak dari pengaruh negatif teknologi.
Banyak efek-efek yang ditimbulkan akibat perkembangan teknologi yang cepat
dewasa ini. Dan yang paling rawan dan paling mudah terkena pengaruh dari arus
teknologi ini adalah pada dunia pendidikan. Dunia pendidikan adalah tempat
dimana efek atau dampak dari perkembangan teknologi ini sangat mudah merasuk ke
dalamnya.
Kesimpulan dan Saran (Penutup)
a.
Kesimpulan
Permasalahan pendidikan di Indonesia
masa kini sesungguhnya sangat kompleks. Makalah ini dengan segala
keterbatasannya, hanya sempat menyoroti beberapa diantaranya yang dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu permasalahan eksternal dan internal. Dalam
permasalahan eksternal di bahas masalah globalisasi dan masalah perubahan
social sebagai lingkungan pendidikan.
Sedangkan
menyangkut permasalahan internal disoroti masalah system kelemahan (dialisme
dikotomi), profesionalisme guru, dan strategi pembelajaran. Dari pemahaman
terhadap sejumlah permasalahan dimaksud di atas dapat disimpulkan bahwa
berbagai permasalahan pendidikan yang komplek itu, baik eksternal maupun
internal adalah saling terkait.
Hal ini tentu
saja menyarankan bahwa pemecahan terhadap permasalahan-permasalahan pendidikan
tidak bisa dilakukan secara parsial; yang merupakan pendekatan terpadu.
Bagaimanapun, permasalahan-permasalahan di atas yang belum merupakan daftar
lengkap, harus kita hadapi dengan penuh tanggung jawab. Sebab, jika kita gagal
menemukan solusinya maka kita tidak bisa berharap pendidikan nasional akan
mampu bersaing secara terhormat di era globalisasi dewasa ini.
Sebagai insan
yang berpendidikan, kita tentu masih terus berharap akan datangnya perubahan
fundamental terhadap sistem pendidikan kita. rasa optimis menatap masa depan
wajib terbersit di lubuk hati kita semua, meskipun banyak sekali problem yang
belum terentaskan. Rasa optimis menjadi “kata kunci” (key
word) bagi semua idealisme perubahan itu. Seperti Paulo freire yang telah
berhasil memerdekakan rakyat Brazil dari buta huruf, keterbelakangan, dan
kemiskinan. Kita tidak bisa membayangkan, betapa besar rasa optimis seorang
Freire sewaktu berjuang dengan sekuat tenaga dan pikirannya untuk membebaskan
rakyat Brazil dari buta huruf, keterbelakangan, dan kemiskinan itu.
Meskipun
banyak problem yang dihadapi oleh pendidikan nasional, namun itu semua tidak
boleh menyurutkan semangat kita. Bagaimanapun juga, pendidikan nasional
merupakan investasi bagi masa depan bangsa. Sebab, melalui pendidikan nasional,
masa depan bangsa sedang dirancang sebaik mungkin dengan cara mempersiapkan
Sumber Daya Manusia yang tidak kalah kualitasnya dengan negara-negara lain.
Kita perlu mengingat kembali kata Cicero, “Pekerjaan apakah yang lebih mulia, atau yang
lebih bernilai bagi negara, daripada mengajar generasi yang sedang tumbuh?”.
Dengan
demikian, sebagai seorang yang berada di dunia pendidikan kita tidak perlulah
merasa putus asa. Ini seperti yang dikatakan oleh Suyanto (2006: ), Sitem
pendidikan nasional sedang beranjak menuju perubahan. Akan tetapi, perubahan
itu jelas tidak bisa dalam sekali waktu yang langsung memperlihatkan hasil
secara maksimal. Sebab, mengelola sistem pendidikan nasional ibarat menanam
modal (investasi) untuk jangka panjang. Tetapi wujud keberhasilannya tidak seketika.
Jika investasi dalam bentuk bisnis jelas akan menghasilkan untung-rugi secara
riil, karena dapat diukur dengan besarnya nominal rupiah. Namun investasi
pendidikan adalah berbentuk kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang riil bagi
generasi bangsa. Karena tujuan nasional pendidikan kita adalah untuk membangun
mentalitas yang berkarakter.
b. Saran
Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang
berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan
sistematik-sistematik. Pembanguna manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci
keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang untuk
itu diperlukan:
1. Tuntutan bagi manusia masa
depan.
2. Para pendidik sebaiknya menyiapkan manajemen dimasa
depan agar dapat bersaing dengan tantangan pendidikan masa depan.
3. Pelaksanaan manajemen sebaiknya praktis dan
efisien.
4. Pelaksanaan manajemen yang sia-sia sebaiknya
ditinggalkan saja.
5. Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang
berhubungan dengan perubahan nilai dan sikap sebagai manusia modern,
pengembangan kehidupan dan kebudayaan, serta pengembangan sarana pendidikan.
Demikianlah blog
pendidikan masa kini yang saya tulis, mungkin banyak kekurangannya. Saya
sebagai penulis mohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan yang tertulis dalam blog
ini, dan kami sangat berharap atas kritik dan saran dari para pembaca sekalian.
Terima Kasih
Lampiran Video + Gambar
Download disini :